2.1 Pengertian
-
Bayi baru lahir adalah bayi
dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gr sampai
dengan 4.000 gram.
-
Bayi baru lahir adalah hasil
konsepsi yang keluar dari rahim seorang ibu melalui jalan lahir normal atau
dengan bantuan dengan alat tertentu.
-
Neonatus adalah bayi yang baru
mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan
intra uterine kehidupan ekstra uterine.
(Nelson, 1999 : 535)
2.2 Ciri-ciri bayi baru lahir
normal adalah :
2.2.1 Berat badan 2500 – 4000
gram.
2.2.2 Panjang badan lahir 48
– 52 gram.
2.2.3 Lingkar dada 30 – 38
cm.
2.2.4 Lingkar kepala 33 – 35
cm.
2.2.5 Bunyi jantung pada menit-menit
pertama kecepatan kira-kira 80 x/mnt kemudian menurun sampai ± 120 – 140 x/mnt.
2.2.6
Pernafasan pada menit-menit
pertama cepat kira-kira 80 x/mnt kemudian menurun setelah tenang ± 40 x/mnt.
2.2.7
Kulit kemerahan dan licin
karena jaringan sub cutan cukup terbentuk dan diliputi vernicaseosa.
2.2.8
Rambut lanugo tidak terlihat,
rambut kepada telah sempurna.
2.2.9
Kuku telah agak panjang dan
lemah.
2.2.10
Genetalia, labia mayora sudah
menutup labia minora (pada perempuan) testis sudah turun (pada laki-laki).
2.2.11
Refleks isap dan menelan terbentuk dengan baik.
|
2.2.12
Refleks moro sudah baik, bayi
bila dikagetkan memperlihatkan gerak seperti memeluk.
2.2.13
Gerakan reflek sudah baik
apabila diletakkan sesuatu benda diatas telapak tangan bayi akan menggenggam
atau adanya gerak reflek.
2.2.14
Eliminasi baik urine dan
mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama mekonium berwarna coklat kehitaman.
2.3
Pada neonatus terjadi
perubahan-perubahan antara lain :
2.2.6
Sistem pernafasan
Perkembangan system pulmoner pada usia kehamilan 34 – 36
minggu paru-paru sudah maturasi
struktur. Selama dalam uterus janin mendapat O2 dari pertukaran gas
melalui placema, setelah bayi lahir pertularan gas terjadi di paru-paru
(setelah tali pusat dipotong). Ransangan untuk menggerakan pernafasan pertama
adanya :
1.
Tekanan mekanis pada thorax
melalui jalan lahir.
2.
Pertukaran O2 dan
kenaikan CO2 merangsang komoreseptor pada sinus karoti.
3.
Rangsangan dinding di daerah
muka.
4.
Usahakan bayi pertama kali
untuk mempertahankan alvoli selain adanya surfaktan adalah menarik nafas dan
mengeluarkan nafas dengan menjerit sehingga O2 bertahan di dalam.
2.2.7
Jantung dan sirkulasi darah
Di dalam rahim darah kaya O2 dan nutrisi
berasal dari placenta masuk kedalam tubuh janin, melalui vena umbikali. Sebagian
besar ke vena cara inferior melalui ductus arrantii. Darah yang sel-sel miskin
O2 serta penuh dengan pembakaran akan dialirkan ke placenta melalui
arteri umbilikalis, demikian seterusnya. Paru-paru janin ketika dilahirkan
segera menghisap udara dan menangis
kuat, tekanan paru kecil dan darah mengalir ke paru-paru maka ductus botali
berfungsi lagi dan foramen ovale tertutup.
2.2.8
Saluran pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, cukup terbentuk dan janin tidak
dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak. Absorbsi air terjadi
melalui mukosa seluruh saluran pencernaan. Janin minum air ketuban dibuktikan
dengan adanya mekonium, frekwensi pengeluaran tinja pada neonatus erat
hubungannya dengan frekwensi pemberian minuman/ makan.
2.2.9
Hepar
Hepar pada janin kehamilan 4 bulan mempunyai peranan
dalam metabolisme HA dan Glicogen mulai tersimpan dalam hepar. Setelah bayi
lahir simpanan glycogen tetap terpakai. Vitamin A dan D tersimpan dalam hepar
janin dalam kandungan dan setelah lahir masih dalam keadaan imatur.
2.2.10
Metabolisme
Dibandingkan dengan ukuran tubuhnya luas permukaan tubuh
neonatus lebih besar dari pada orang dewasa, sehingga metabolisme perkembangan
BB-nya lebih besar. Pada jam-jam pertama energi didapatkan dari pembakaran
karbohidrat dan pada hari kedua berasal dari pembakaran lemak.
2.2.11
Produksi panas
Pada neonatus akan mengalami hipotermi, bayi mengadakan
penyesuaian suhu terutama cara NSC yaitu cara pembakaran cadangan lemak yang
memberikan lebih banyak energi pada lemak biasa. Tidak semua neonatus memiliki
ketahanan suhu tubuh yang sama, karena dipengaruhi oleh suhu bayi, umur
kehamilan dalam BB bayi.
2.2.12
Kelenjar endokrin
Pada neonatus kadang-kadang hormone didapatkan dari ibu
yang masih berfungsi pengaruhnya, masih dapat dilihat misalnya :
1.
Pembesaran kelenjar ASI pada
bayi laki-laki atau perempuan, kadang-kadang pengeluaran darah dari vagina yang
menyerupai haid pada bayi perempuan.
- Keseimbangan air dan fungsi ginjal
Tubuh neonatus mengandung air dan kadar natrium lebih
besar dari pada kalium. Bayi berumur 3 hari ginjalnya belum dipengaruhi air
minum, setelah 5 hari barulah
ginjal memproses air yang didapatkan setelah lahir.
- Susunan syaraf
Pada tribulan terakhir hubungan syaraf dan fungsi
otot-otot menjadilebih sempurna, sehingga janin yang dilahirkan diatas 32
minggu dapat hidup diluar kandungan.
- Imunoglobulin
Pada neonatus hanya terjadi immunoglobulin G pada janin
berasal dari ibunya melalui placenta.
2.3
Perubahan-Perubahan yang Terjadi Pada Bayi Baru Lahir
Sebagai akibat perubahan lingkungan dalam uterus, maka
bayi menerima rangsangan yang bersifat kimiawi, mekanik dan termik. Hasil
perangsangan ini membuat bayi akanmengalami perubahan metabolic, pernafasan,
sirkulasi dan lain-lain.
2.3.6
Gangguan metabolisme
karbohidrat
Oleh karena kadar gula darah tali pusat yang 65 mg/ 100
ml akanmenurun menjadi 50 mg/ 100 ml dalam waktu 2 jam sesudah lahir, energi
tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil
dari hasil metabolisme asam lemak, sehingga kadar gula dapat mencapai 120 mg/
100 ml. Bila oleh karena sesuatu hal perubahan glucose menjadi glycogen
meningkat atau adanya gangguan pada metabolisme asam lemak yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan neonatus, maka kemungkinan besar bayi dapat memenuhi
hipogikemla, misalnya terdapat pada bayi BBLR, bayi dari ibu menderita Diabetus
Militus dan lain-lain.
2.3.7
Gangguan umum
Sesaat sesudah bayi lahir, ia akan berada ditempat yang
suhunya lebih rendah dari pada dalam kandungan dan dalam keadaan basah. Bila
dibiarkan saja dalam suhu kamar 25ºC maka bayi akankehilangan panas melalui
evaporasi, konversi, radiasi sebanyak 200 kalori/ kg BB/ menit. Sedangkan
pembentukan panas yang dapat diproduksi hanya 1/10 dari pada yang tersebut
diatas, dalam waktu yang bersamaa. Hal ini akan menyebabkan penurunan suhu
badan sebanyak 2ºC dalam wkatu 15 menit. Kejadian ini sangat berbahaya untuk
neonatus terutama bayi berat lahir rendah, dan bayi asfiksia oleh karena mereka
tidak sanggup mengimbangi penurunan suhu tersebut dengan vasokontriksi,
insulasi dan produksi panas yang dibuat sendiri. Akibatnya suhu tubuh yang
rendah metabolisme jaringan akan meninggi dan asidosis metabolic yang ada
(terdapat pada semua neonatus) akan bertambah berat sehingga kebutuhan O2
pun meningkat. Hipotermia ini juga menyebabkan hipoglikemia. Kehilangan panas
dapat dikurangi denganmengatur suhu lingkungan (mengeringkan, membungkus badan
dan kepala dan kemudian letakkan di tempat yang hangat seperti pangkuan ibu,
tempat tidur dengan botol-botol hangat sekitar bayi atau dalam incubator dan
dapat pula dibawa sorotan lampu).
2.3.8
Perubahan sistem pernafasan
Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu
30 detik sesudah kelahiran. Pernafasan ini timbul sebagai akibat aktifitas
normal susunan syaraf dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan
lainnya, seperti kemoreseptor carotid yang sangat peka terhadap kekurangan O2
: rangsang hipoksemia,
sentuhan dan perubahan suhu di dalam uterus dan diluar uterus.
Semua ini menyebabkan perangsangan pusat pernafasan
dalam otak yang melanjutkan rangsangan tersebut untuk menggerakkan diafragma
serta otot-otot pernafasan lainnya.
Tekanan rongga pada bayi pada waktu melalui jalan lahir pervaginam mengakibatkan
bahwa paru-paru yang pada janin normal cukup bulan mengandung 80 sampai 100 ml
cairan, kehilangan 1/3 dari cairan ini.
Sesudah bayi lahir cairan yang hilang diganti dengan
udara. Paru-paru berkembang, sehingga rongga dada kembali pada bentuk semula.
2.3.9
Perubahan sistem sirkulasi
Dengan berkembangnya paru-paru, tekanan O2 di
dalam alveoli meningkat. Sebaliknya tekanan karbohidrat turun. Hal-hal tersebut
mengakibatkan turunnya retensi pembuluh darah paru, sehingga aliran darah kea
lat tersebut meningkat. Ini menyebabkan darah pada ateri pilmonalis mengalir ke
paru-paru dan ductus arteriosus menutup. Dengan menciutnya ateri dan vena
umbilikalis dan kemudian dipotongnya tali pusat, aliran darah dari placenta
melalui vena kava interior dan varomen ovale menutup. Sirkulasi janin sekarang
berubah menjadi sirkulasi yang hidup diluarbadan ibu.
2.3.10
Perubahan lain
Perubahan lainnya yang terjadi pada bayi baru lahir
selain perubahan diatas yaitu, mulai berfungsinya alat-alat pencernaan, hati,
ginjal dan alat-alat lainnya.
(Sarwono, 1999; 253 – 255)
2.4 Konsep Asuhan Kebidanan
Pada Bayi Baru Lahir Normal
Pengkajian data dilakukan dalam upaya menegakkan masalah
yang terjadi pada pasien. Agar tindakan yang dilakukan sesuai dengan
permasalahan pasien. Tehnik-tehnik yang digunakan dalam pengkajian diantaranya
: Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, melihat catatan medis. Tehnik
wawancara dapat dilakukan pada orang tua, keluarga selain pada pasien itu
sendiri.
Pengkajian bayi baru lahir meliputi :
2.4.6
Biodata
2.4.7
Keluhan utama
2.4.8
Riwayat
2.4.8.1
Antenatal
Bayi baru lahir normal dilahirkan oleh ibu dengan usia
kehamilan 37 sampai 42
minggu (Pusdiknakes, 1993; 2 – 4).
Keadaan ibu selama hamil baik, status gizi baik tidak
terkena trauma mekanis, zat kimia/ toksin, tidak terkena radiasi.
(Soetjiningsih, 1995; 2 – 4).
2.4.8.2
Natal
Biasanya bayi baru lahir normal dilahirkan dari ibu
dengan persalinan normal atau section sesaria, dengan BB lahir 2500 – 4000 gram
dan tidak mengalami aspeksla. Karena bayi yang baru lahir dari persalinan
dengan ektraksi cunam atau extractor vacuum biasanya bisa menimbulkan
komplikasi pada janin. (Sarwono, 1999).
2.4.9
Kedaan Menangis
Bayi mengeluarkab aktifitas motorik yang tidak jelas dan
aktif menangis. Menangis disebabkan oleh letih, kolik, rasa tidak nyaman, lapar
dan kesepian. Tangis yang normal adalah kuat dank eras tidak lemah atau
nyaring.
(Mary Hamilton, 1995 ; 217)
2.4.10
Kulit
Pada saat lahir kulit sangat halus terlihat kemerahan
karena tipis dan lapisan lemah sub cutan belum melapasi kapiler. Kemerahan ini
tetap terlihat pada kulit dengan lapisan pigmen yang banyak sekalipun.
(Mary Hamilton, 1995 ; 220)
2.4.11
Keadaan dan kelengkapan
ekstermitas
Apabila ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk dan
jumlah pada 2 tangan dan 2 kaki.
a.
Apakah keadaan fisik lengkap
dan sempurna.
b.
Lubang anus ada/ tidak,
diperiksa menggunakan thermometer rectal.
c.
Jenis kelamin bayi (laki-laki
atau perempuan).
2.4.12
Tali pusat
1.
Terdapat 2 arteri dan satu
vena.
2.
Keadaan tali pusat harus
kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan disekitarnya.
2.4.13
Reflek
Bayi lahir dilengkapi reflek dengan sejumlah
reflek-reflek yaitu :
1.
Reflek pelindung
a.
Maro : ransangan mendadak yang
menyebabkan lengan terangkat ke atas dank e bawah, terkejut dan rileksasi
dengan lambat.
b.
Tonus leher : respon “Fencing”
postural, kepala, lengan dan tungkai mengarah ke salah satu sisi, relaksasi
dengan lambat.
c.
Menggenggam : bayi menggenggam
setiap benda yang diletakkan ke dalam tangannya yang cukup kuat sehingga dapat
menyebabkan tubuhnya terangkat relaks.
d.
Mata berkedip : kelopak mata
menutup dan membuka ketika dirangsang dengan cahaya atau sentuhan.
2.
Reflek makan
a.
Menghisap : bibir monyong,
lidah melipat, menarik kedalam atau menghisap disebabkan karena lapar,
rangsangan bibir.
b.
Rooting : sentuhan pada pipi
atau bibir menyebabkan kepala menoleh pada sentuhan.
c.
Menelan : otot-otot tenggorokan
menutup arachea dan memuka esophagus ketika makanan berada dalam mulut.
d.
Gangguan : pada rangsangan
vulva, esophagus terbuka, terjadi peristatik balik
3.
Reflek bernafas
a.
Gerakan pernafasan : otot-otot
dada dan abdomen menyebabkan gerakan otot inspirasi ekspitasi.
b.
Bersin : aliran udara yang
keras melalui hidung dan tenggorokan.
c.
Bentuk : aliran udara yang kuat
melalui tenggorokan dan paru-paru.
(Mary Hamilton, 1995 ; 225)
4.
Berat badan
a.
Pertimbangan saat lahir adalah
penting.
b.
Pada hari ke 2 dan ke 3 bayi
mengalami penurunan BB yang fisiologis, namun harus waspada jangan melampaui
10% dari BB lahir. Kehilangan ini karena gangguan kalori, kehilangan cairan
tubuh keluarnya mekonium.
c.
Bayi mencapai BB normalnya
kembali setelah umur 2 minggu.
(Mary Hamilton, 1995 ; 213)
5.
Mekonium
a.
Merupakan fases bayi yang
pertama yang berwarna hitam kehijauan, tidak berbau dan lengket.
b.
Mekonium akan keluar dalam 24
jam pertama dan akan berlangsung hari ke 2 dan ke 3.
c.
Mekonium dikaji untuk
menentukan faal alat pencernan lubang anus ada atau tidak.
(Mary Hamilton, 1995 ; 223)
6.
Antropometri
Pengukuran ini dibuat untuk mengevaluasi maturasi fisik
dan untuk memenuhi standar perbandingan.
(Mary Hamilton, 1995 ; 213)
a.
Lingkar kepala (31 – 35,5 cm)
-
Sirkulasi ferensia fronto
brekmatika : 34 cm.
-
Mento occipital : 35
cm.
-
Sirkum forensia sub
occipitobrekmatika : 32 cm.
-
Sirkum forensia sub mento –
brekmatika : 32 cm.
b.
Lingkar dada : 30,5 – 33 cm.
c.
Panjang badan : 48 – 53 cm.
d.
Berat badan : 2700 gram – 4000 gram
(Mary Hamilton, 1995 ; 217)
2.4.14
Pemeriksaan diagnostic
PH tali pusat tingkat 7,20 – 7,24 menunjukkan asfiksia
bermakna.
Hemoglobin/ hermatokrit (Hb/ Ht) kadar Hb. 15 20 gram
dan Ht. 43% - 61%. Tes comb langsung pada darah tali pusat, menentukan adanya
kompleks antigen – antibody pada membrane sel darah merah menunjukkan kondisi
hemolotik.
(Doenges, 2001 ; 558)
2.4.15
Riwayat singkat kehamilan dan
persalinan
Yang perlu diketahui dan didata antara lain mengenai
usia kehamilan, penyakit yang pernah di derita ibu dan pengobatannya, apakah
pernah mengalami trauma fisik, fisiologi, waktu kelahiran (hari, tanggal, jam,
tempat lahir, panjang dan BB bayi, keadaan laktasi dll). Setelah terkumpul
kemudian analisa data dengan cara :
1.
Data dikelompokkan menurut
kecenderungannya dalam menunjuk suatu masalah misalnya.
a.
Neonatus
b.
Bayi menangis
c.
Bayi biru
d.
Suhu tubuh per-aksila 35ºC
2.
Interprestasi data
Masing-masing kelompok data di interprestasi sebagai
masalah.
3.
Menegakkan diagnosa
Masing-masing masalah tersebut dirumuskan sebagai suatu
diagnosa keperawatan dengan memperhatikan 3 komponen yaitu : masalah, penyebab
dan tanda/ gejala.
Pada bayi baru lahir normal, kemungkinan masalah-masalah
yang timbul antara lain :
-
Resiko tinggi terhadap
kerusakan, pertukaran gas.
-
Resiko tinggi terhadap
perubahan suhu tubuh.
-
Resiko keluarga, perubahan ikatan.
-
Resiko tinggi terhadap cedera,
factor-faktor multiple.
(Doenges, 2001 ; 566)
2.5
Perencanaan
2.6.1
Resiko tinggi terhadap
kerusakan, pertukaran gas
1.
Ukur agar score pada menit dank
e 5 setelah kelahiran.
Rasional
|
:
|
Membantu menentukan kebutuhan terhadap intervensi segera (missal :
penghisapan lender, O2) skor 0 – 3 asfiksia berat, skor 4 – 6
menandakan kesulitan beradaptasi terhadap kehidupan ekstra uteri, skor 7 – 10
menandakan tidak ada kesulitan beradaptasi terhadap kehidupan ekstra uteri.
|
2.
Perhatikan komplikasi prenatal
yang mempengaruhi placenta dan janin (misal : kelainan jantung, ginjal,
hipertensi atau diabetes).
Rasional
|
:
|
Komplikasi ini dapat mengakibatkan hipoksia kronis dan asidosis.
|
3.
Perhatikan durasi persalinan
dan tipe kelahiran.
Rasional
|
:
|
Kompresi torakal selama lewatnya janin melalui jalan lahir
membantu dalam pembersihan paru-paru kira-kira 80 – 110 ml cairan. Bayi lahir terlalu
cepat (<3 jam) atau lahir dengan SC mempunyai mucus berkelebihan karena
ketidak adekuatan kompresi thorakal.
|
4.
Kaji frekwensi dan upaya
pernafasan awal
Rasional
|
:
|
Pernafasan pertama, merupakan yang paling sulit, menetapkan
kapasitas residu fungsional (KRF). Sehingga 30% - 40% jaringan paru tetap
mengembang penuh asalkan ada kadar surfaktan yang adekuat.
|
5.
Bersihkan jalan nafas, hisap
nasofaring
Rasional
|
:
|
Membantu menghilangkan akumulasi cairan, memudahkan upaya
pernafasan dan membantu mencegah aspirasi (bila cairan mengandung mekonium)
|
6.
Keringkan bayi dengan selimut
hangat, kepala ditutupi, tempatkan di ketiak ibu.
Rasional
|
:
|
Menurunkan efek stress dingin dan berhubungan dengan hipoksia yang
selanjutnya dapat menekan upaya pernafasan dan mengakibatkan osidosis.
|
7.
Tempatkan bayi pada posisi
Trendelen Burg
Rasional
|
:
|
Memudahkan drainage mucus dari nofofaring dan trakea dengan
gravitasi.
|
8.
Perhatikan nada dan intensitas
menangis
Rasional
|
:
|
Pada awalnya sehat, menangis kuat meningkatkan PO2
alveolas dan menghasilkan perubahan kimia yang diperlukan untuk mengubah
sirkulasi janin menjadi sirkulasi bayi.
|
9.
Perhatikan nada optikal
Rasional
|
:
|
Frekwensi jantung < 100 x/menit menandakan asfiksia baru.
Takikardi (frekwensi > 160 x/menit) menandakan asfiksia baru atau respon
normal periode pertama reaktivitas.
|
10.
Berikan rangsangan taktil
Rasional
|
:
|
Merangsang upaya pernafasan dan dapat meningkatkan inspirasi O2.
|
11.
Observasi warna kulit terhadap
lokasi dan luasnya synosis, kajitonus otot
Rasional
|
:
|
Akrosianosis menunjukkan lambatnya sirkulasi perifer, terjadi 85%
bayi baru lahir selama jam pertama, namun synosis umum dan fleksiditas
menunjukkan ketidak adekuatan oksigenasi jaringan.
|
2.6.2
Resiko tinggi terhadap
perubahan suhu tubuh
1.
Pastikan obat-obat yang diminum
ibu selama hamil dan persalinan.
Rasional
|
:
|
Pemakai Demerol oleh ibu menyebabkan penurunan suhu tubuh sangat
berarti. Magnesium sulfat dapat menyebabkan vasodilatasi dan mempengaruhi
kemampuan bayi untuk menyerap panas.
|
2.
Keringkan tubuh bayi dengan
selimut, kepala ditutupi.
Rasional
|
:
|
Mengurangi kehilangan panas akibat evaporasi dan konduksi,
melindungi kelembaban bayi dari aliran udara dan membatasi stress akibat
perpindahan lingkungan.
|
3.
Tempatkan bayi pada tempat yang
hangat, hangatkan obyek yang kontak dengan bayi
Rasional
|
:
|
Mencegah kehilangan panas melalui konduksi.
|
4.
Perhatikan suhu lingkungan
panas melalui konduksi.
Rasional
|
:
|
Penurunan suhu lingkungan 20ºC cukup untuk mengandalkan konsumen O2
neonatal cukup bulan.
|
5.
Kaji suhu inti neonatus, pantau
suhu kulit secara kontinyu.
Rasional
|
:
|
Suhu kulit dipertahankan mendekati 36,5ºC suhu inti (rectal) 0,5ºC
kali lebih tinggi dari suhu kulit.
|
6.
Observasi bayi terhadap
tanda-tanda stress dingin (yaitu penurunan suhu inti, peningkatan aktifitas
ekstremitas, fleksi, belang-belang atau pucat dan kulit tangan/ kaki).
Rasional
|
:
|
Bila suhu lingkugan turun, bagi meningkatkan tingkat aktifitas
(metabolisme dan konsumsi O2), ekstremitas menurunkan besar
permukaan tubuh akan melepaskan ketekolanin adrenal, yang meningkatkan
pelepasan vasokosntruksi, selanjutnya mendinginkan kulit.
|
2.6.3
Proses keluarga, perubahan
ikatan
1.
Informasikan kepada orang tua
tentang kebutuhan neonatus segera dan perawatan yang diberikan.
Rasional
|
:
|
Menghilangkan kecemasan orang tua berkenaan dengan kordinasi bayi
mereka, membantu orang tua untuk memberikan kebutuhan-kebutuhan dari bayinya.
|
2.
Berikan bayi kepada ibu/ ayah
setelah kondisi bayi yang memungkinkan.
Rasional
|
:
|
Jam pertama kehidupan adalah masa yang paling bermakna untuk
interaksi keluarga dan meningkatkan kedekatan antara bayi dengan orang
tuanya.
|
3.
Ajakan ibu untuk segera
meneteki bayi sambil dielus-elus.
Rasional
|
:
|
Memberikan kesempatan orang tua dan bayi memulai pengenalan dan
proses kedekatan.
|
2.6.4
Resiko tinggi terhadap cedera,
factor-faktor multipel.
2.6
Pelaksanaan
Langkah pelaksanaan
dalam asuhan kebidanan dilaksanakan oleh bidan berdasarkan rencana
tindakan yang telah ditetapkan. Pada
langkah ini bidan dituntut melakukan tindakan kebidanan secara mandiri, tetapi
bila diperlukan suatu waktu bidan harus melaksanakan kegiatan kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lainnya.
2.7
Evaluasi
Evaluasi merupakan
alat untuk mengukur keberhasilan asuhan kebidanan yang telah ditetapkan dalam
rencana tindakan.
|
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGUMPULAN DATA
3.1.1
IDENTITAS / BIODATA
Nama Bayi :
Bayi Ny
T
Umur Bayi :
1 jam
Tgl Jam / Lahir :
19-06-06 jam
09.45
Jenis Kelamin :
Laki-laki
No. Status Reg :
10.60.51
Berat Badan :
3100 gram
Panjang Badan :
49 cm
Nama Ibu :
Ny T Nama Ayah : Tn P
Umur :
26 Tahun Umur : 31 Tahun
Suku / Kebangsaan :
Jawa /Ind Suku / Kebangsaan : Jawa /Ind
Agama :
Islam Agama : Islam
Pendidikan :
SMP (tamat) Pendidikan : SMU (tamat)
Pekerjaan :
Tdk bekerja Pekerjaan : Swasta
Alamat rumah :
Semanding Tuban
Telp :
- Telp : -
Alamat kantor :
- Alamat
kantor : -
Penghasilan :
Rp. 1.500.000,-
3.1.2
ANAMNESE (DATA SUBYEKTIF)
Pada tanggal 19 Juni 2006 Pukul
: 09.00 WIB
3.1.2.1
Riwayat Penyakit Kehamilan
1.
Perdarahan : tidak ada
2.
Pre eklamsia :
tidak ada
|
3.
Eklamsia : tidak ada
4.
Penyakit kelamin : tidak ada
5.
Lain-lain : tidak ada
3.1.2.2
Kebiasaan Waktu Hamil
1.
Makanan : tidak ada kebiasaan yang khusus sewaktu hamil
2.
Obat-obatan / jamu : hanya vitamin & tambah darah, jamu tidak
pernah
3.
Merokok : tidak pernah
4.
Lain-lain : tidak ada
3.1.2.3
Riwayat Persalinan Sekarang :
1.
Jenis Persalinan : spontan belakang kepala
2.
Ditolong oleh : bidan
3.
Lama persalinan :
Kala I : 3 jam 15 menit
Kala II : 5 menit
4.
Ketuban pecah : spontan lamanya 3 jam
Warna :
jernih
5.
Komplikasi persalinan
Ibu : -
Bayi : -
6.
Keadaan bayi baru lahir :
Nilai Apgar : 1-5 =
………………… 5-10 = 6-7
|
Tanda
|
0
|
1
|
2
|
Jumlah
Nilai
|
Menit
Ke 1
|
Frekuensi
jantung
Usaha
bernafas
Tonus
otot
Reflex
Warna
|
( ) tak ada
( ) tak ada
( ) lumpuh
( ) tak bereaksi
( ) biru / pucat
|
(x)
< 100
( ) lambat tak teratur
( ) ext flexi sedikit
(x)
Badan kemerahan
tangan dan kaki biru
|
( ) > 100
(x) menangis kuat
(x) gerakan kuat
(x)
menangis
( ) kemerahan
|
8
|
Menit
Ke 2
|
Frekuensi
jantung
Usaha
bernafas
Tonus
otot
Reflex
Warna
|
( ) tak ada
( ) tak ada
( ) lumpuh
( ) tak bereaksi
( ) biru / pucat
|
(x)
< 100
( ) lambat tak teratur
( ) ext flexi sedikit
( ) Badan kemerahan
tangan dan kaki biru
|
( ) > 100
(x) menangis kuat
(x) gerakan akut
(x)
menangis
(X)
kemerahan
|
9
|
Sidik Telapak Kaki Kiri Bayi
|
Sidik Telapak Kaki Kanan Bayi
|
|
|
Sidik Jempok Kiri Ibu
|
Sidik Jempok Kanan Ibu
|
|
|
3.1.2.4
RESUSITASI
Pengisapan lender :
tidak Rangsangan : tidak
Ambu :
tidak Lamanya :
menit
Massage jantung :
tidak Lamanya : menit
Intubasi Emdutraheal :
tidak Nomor :
Oksigen :
tidak Lamanya :
Therapi :
Keterangan :
3.1.3
PEMERIKSAAN FISIK (DATA
OBYEKTIF)
1.
Keadaan Umum : Baik
2.
Suhu : 36,5ºC axilla / rectal, pukul 07.10
WIB
3.
Penafasan : 40x / menit. Teratur,
pukul 07.10 WIB
4.
HR : 120 x / menit, teratur, pukul
07.00 WIB
5.
Berat badan sekarang : 3100 gram
3.1.3.1
Pemeriksaan Fisik secara
Sistematis
1. Kepala :
tulang tengkorak berbentuk,
rambut dismbosi rata, panjang ±
1 cm, kulit kepala bersih
2. Ubun-ubun : UU kecil dan
besar belum menutup Dub datar
3. Muka : simetris
warna kemerahan
4. Mata : sclera
warna putih, conjungtiva merah muda, tidak ada sekret
5. Telinga : tes
cuping telinga langsung kembali
6. Mulut : merah,
keadaan basah
7. Hidung : septum
nasi terbentuk
8. Leher : reflek
tonik neck adikuat
9. Dada : suara
penafasan vesikuler, warna kulit kemerahan, dada bentuk pigen chest
10. Tali pusat : bersih,
keadaan layu agak basah
11. Punggung : tidak ada
meningokel, tidak ada spina befida
12. Ekstremitas : kuku
melebihi ujung jari
13. Genetalia : testis
sudah turun dalam skrotum
14. Anus : ada
3.1.3.2
Refleks
1. Refleks moro : Ada / +
2. Refleks rooting : Ada
3. Refleks walking : + / +
4. Refleks graphic / plantar :
Ada / +
5. Refleks sucking :
Ada / +
6. Refleks Tonic Neck :
Ada / +
3.1.3.3
Antropometri
1. Lingkar kepala :
33 cm
2. Lingkar dada :
34 cm
3. Lingkar lengan atas : 11
cm
3.1.4
ASSESMENT
Diagnosa : BBL usia
1 jam
Masalah : tidak
ada
Potensial :
potensial terjadinya hipotermi
Potensial terjadinya icterus
3.1.5
PLANNING
No
|
Tanggal
/ jam
|
Planning
|
1
2
3
4
5
6
7
|
19-06-06
10.45 WIB
10.10 WIB
10.20 WIB
10.45 WIB
11.00 WIB
11.20 WIB
11.45 WIB
|
Menghangatkan bayi
R/ mencegah terjadinya hipotermi
E/ bayi terlihat tenang
Melakukan observasi tanda-tanda vital
S,HR,RR
R/ dengan observasi tanda-tanda vital segera dapat diketahui bila
tejadi kelainan.
E/ S : 36,5ºC RR : 40 x / menit HR : 120x / mnt
Melakukan observasi tanda-tanda icteus
R/ mengetahui sedini mungkin bila ada kelainan
E / pada bayi tidak terdapat tanda-tanda icterus
Memberitahukan pada ibu dan keluarga
tentang hasil pemeriksaan: Tanda-tanda Vital dalam batas normal,bayi dalam
keadaan sehat.
R/ meningkatkan pengetahuan ibu dan
keluarga
E/ ibu dan keluarga mengerti dan tenang
Memberikan penjelasan tentang cara
pemberian ASI yang benar
R/ dengan pemberian ASI yang benar akan mengurangi lecet putting
E/ bayi bisa menghisap dengan baik
Mendiskusikan dengan ibu tentang
perawatan bayi
R/ dengan perawatan bayi yang benar menghindari terjadinya infeksi
E/ ibu mengerti perawatan bayi sebatas mengganti popok bila bayi
BAK dan BAB.
Menjelaskan pada ibu tentang perawatan bayi
R/ dengan perawatan bayi akan menghindari terjadinya infeksi
E/ ibu mengerti dan mau melaksanakan perawatan bayi t dengan benar
|
3.1.6
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 18 Juni
2006 Jam 10.00 WIB
S
O
A
P
|
:
:
:
:
|
- Ibu mengatakan bayi lahir hari ke 2
- Ibu
dan keluarga bisa mempraktekkan kembali cara merawat bayi dan ibu dapat
menyusui dengan benar
- S : 37º C
N : 120 x / menit RR :
40 x / menit
- Tali pusat bersih, layu dan basah
- Bayi tidur dengan pulas
- Bayi baru
lahir hari ke 2
- Rencana
pulang
- Menganjurkan Control 1 minggu
lagi tanggal 26 Juni 2006
E:Ibu
bersedia control 1 minggu lagi tanggal 26 Juni 2006
|
|
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan
berisi tentang kesenjangan maupun kesamaan yang ada antara adanya hambatan
dengan hasil asuhan kebidanan yang telah penulis laksanakan dengan proses
manajemen kebidanan.
Dalam pembahasan ini
penulis mengelompokkan masalah sesuai tahap demi tahap proses asuhan kebidanan
yaitu tahap pengkajian subyektif, pengkajian obyektif, assessment, planning.
4.1. Pegkajian subyektif
Dalam pengkajian ini penulis
tidak menemukan hambatan, dikarenakan keluarga bisa diajak kooperatif dan menunjang dalam pelaksanaan asuhan kebidanan
yang penulis berikan pada klien.
4.2
Pengkajian obyektif
Dalam
pengkajian ini penulis tidak menemukan hambatan, dikarenakan keluarga kooperatif dan
menunjang dalam pelaksanaan asuhan kebidanan yang penulis berikan pada
klien.
4.3 Assessment
Setelah
dianalisa di dalam kasus nyata didapatkan satu diagnosa kebidanan yaitu
diagnosa bayi baru lahir normal dan tidak ada masalah.
Bila
dilihat dari kenyataaan yang dijumpai pada tinjauan kasus maka tidak semua
diagnosa pada teori akan muncul pada tinjauan kasus atau justru muncul masalah
baru yang tidak ada pada tinjauan pustaka. Sehingga diperlukan kejelian serta
kecermatan yang harus ditunjang dengan teori yang mendukung dalam menggali data
dan masalah
4.4 Planing
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar