ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
DENGAN KASUS HIDROSEFALUS
I. KONSEP DASAR MEDIS
1. PENGERTIAN
1.1 Hidrosefalus adalah akumulasi cairan
serebrospinal dalam ventrikel serebral ruang subarachnoid, atau ruang subdural
(askep anak)
1.2 Hidrosefalus merupakan suatu keadaan dimana
terdapat timbunan liquor cerebrospinalis yang berlebihan dalam ventrikel
–ventrikel,yang disertai dengan kenaikan TIK,sehingga terlihat kepala bayi
busung atau membesar (Suryanah,1996:135)
2. KLASIFIKASI
2.1 Menurut waktu pembentukan :
- Hidrosefalus yang terjadi pada neonatus
atau yang berkembang selama intrauteri(kongenital)
- Hidrosefalus
akuisita terjadi setelah masa neonatus atau disebabakan oleh faktor–faktor lain
pada masa neonatus
2.2 Menurut sirkulasi CSS :
- Hidrosefalus
Komunikans
Hidrosefalus yang memperlihatkan
adanya hubungan antara CSS sistem ventrikel dan CSS dari ruang subarakhnoidalis
terhambat.Gangguan absorbsi CSS dapat disebabkan sumbatan sisterna subaroknoid
disekeliling batang otak atau obliterasi ruang subarakhnoid sepanjang otak,
seluruh sistem ventrikel terdistensi
- Hidrosefalus
Non komunikan / Obstruktif
CSS sistem ventrikel tidak berhubungan dengan CSS ruang subarakhnoid
misal aquaduktus sylvii menyempit atau tersumbat.Terdapat hambatan sirkulasi
CSS dalam sistem ventrikel sendiri akibatnya cairan ventrikal tidak dapat
mencapai ruang subarakhnoid.Terjadi pembesaran sistem ventrikel di proksimal
obstruksi.
- ETIOLOGI
penyebab hidrosefalus terbagi dua, yaitu:
3.1
Kongenital
Disebabkan gangguan perkembangan janin dalam rahim (misalnya
malformasi Arnold-Chiari) atau infeksi intrauterine.
3.2
Disebabkan oleh infeksi,
neoplasma, atau perdarahan.
4. PATOFISIOLOGI
Hidrosefalus terjadi karena :
4.1 Obstruksi
aliran cairan serebrospinal (CSS)
4.2 Gangguan
absorbsi CSS, dan
4.3 Produksi CSS
yang berlebihan.
Banyak
factor penyebab trjadinya hidrosefalus,
termasuk tumor, malformasi vaskuler, abses, kista intraventrikular, pendarahan
intraventrikuler, meningitis, stenosis aquaduktus, dan trauma serebri. Ada dua
jenishidrosefalus, congenital dan yang didapat.
|
|||||||||||||||
|
|||||||||||||||
|
|||||||||||||||
|
|||||||||||||||
|
5. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis dipengaruhi
umur,penyebab dan lokasi obstruksi,gejala-gejala yang menonjol merupakan
refleksi hipertensi intra kranial,rincian gambaran umum sebagai berikut :
5.1 Perubahan tanda-tanda vital (penurunan denyut apeks,
penurunan frekuensi pernafasan, peningkatan tekanan darah)
5.2
Muntah.
5.3
Peningkatan lingkar kepala.
5.4
Iritabilitas.
5.5
Letargi.
5.6
Perubahan suara tangisan
(bernada tinggi).
5.7
Aktivitas kejang.
Pada bayi :
1)
Pembesaran kepala secara
progresif (diatas persentil ke-95).
2)
Bagian frontal tengkorak
menonjol.
3)
Fontanela tegang dan menonjol
(khususnya yang tidak berdenyut)
4)
Distensi vena superficial kulit
kepala.
5)
Transiluminasi melalui
tengkorak meningkat secara simetris.
6)
Mata turun kebawah (“sunset
eyes”)
Pada Anak Lebih Besar
1)
Sakit kepala di dahi, mual dan
muntah.
2)
Anoreksia.
3)
Atareksia.
4)
Kekakuan ekstremitas bawah.
5)
Kemerosotan prestasi sekolah
atau kemampuan kognitif anak.
Tanda dan gejala yang
terjadi disebabkan oleh peningkatan intrakranial (TIK) dan bervariasi
berdasarkan usia anak dan kemampuan tengkorak untuk mengembang.
6. PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
6.1 Lingkar kepala.
6.2 CT
Scan : merupakan cara yang aman dan dapat diandalkan untuk membedakan hidrosefalus
dari penyakit lain,dan untuk identifikasi tempat obstruksi aliran CSS.
6.3 MRI (Magnetic Resonance Imaging)
:menunjukkan pembesaran ventrikel.
6.4
Lumbal pungsi :-Indikasi pada
pasien dengan peningkatan TIK
-Mengukur tekanan cairan cerebrospinal
7. DIAGNOSA
BANDING
7.1 Megalensefali
7.2 Efusi subdural kronik
7.3 Tumor otak
7.4 Granuloma Intra kranial
7.5 Hematoma subdural
8. KOMPLIKASI
8.1 Peningkatan Intra kranial
8.2 Kerusakan otak
8.3 Infeksi :
Septikemia, Endokarditis, Infeksi luka, Nefritis, Meningitis, Ventrikelitis dan
abses otak
8.4
Shunt tidak berfungsi
8.5 Kematian
9. PENATALAKSANAAN
TERAPEUTIK
Tujuan pengobatan
adalah untuk mengurangi hidrosefalus, menangani komplikasi mengatasi efek
hidrosefalus atau gangguan perkembangan.
9.1 Pencegahan
Untuk mencegah
timbulnya kelainan genetik perlu dilakukan penyuluhan genetik, penerangan,
menghindari perkawinan dengan keluaraga dekat, proses persalinan diupayakan
fisiologis untuk menghindari trauma kepala ,SC.Suatu saat dipilih daripada
menanggung resiko cidera kepala bayi.
9.2 Medikamentosa
Hidrosefalus dengan
progresivitas rendah dan tanpa obstruksi pada umumnya tidak memerlukan tindakan
operasi,dapat diberikan Asetazolamid dosis 40-75 mg/kg BB/24 jam mengurangi
sekitar sepertiga produksi CSS dan terkadang efektif pada hidrosefalus ringan
yang berkembang lambat. Pada keadaan akut dapat diberikan manitol.Diuretika
dapat diberikan meskipun hasilnya kurang memuaskan.Isosorbide atau Furosemide
mengurangi produksi cairan CSS.
9.3 Pembedahan
atau operasi
Berupaya
menghubungkan ventrikel otak dengan rongga peritoneal yang disebut
Ventrikulo-Peritoneal.Peritoneal Shunt ditujukan untuk hidrosefalus non
komunikan (shunting) memerlukan pemantauan yang berkesinambungan oleh dokter
spesialis bedah saraf, bertujuan untuk mengalirkan cairan CSS yang berlebihan
dari ventrikel ke ruang ekstrakranial, contoh rongga peritoneum.atrium kanan
dan ruang pleura
Dilakukan operasi
Torkildsen yang dibuat pintas stenosis aquaduktus menggunakan tabung plastik
yang menghubungkan 1 ventrikel lateralis dengan sisterna magna dan ruang
subarachnoid medula spinalis operasi tidak berhasil pada bayi karena ruangan
–ruangan ini belum berkembang dengan baik.
10. PENYULIT
Tergantung pada
causa dan progresivitas hidrosefalus, komplikasi tindakan pemirauan berupa :
1) Buntu input dan output disebabkan oleh :
- Melekatnya
kateter pada otak
- Tertutup pleksus koroid/dinding ventrikel
jaringan otak bekuan darah karena peningkatan protein CSS.Buntu output disebabkan
oleh tertutupnya omentum mayor.
2)
Sewaktu operasi dapat terjadi hematom subdural
3)
Infeksi dapat terjadi 20-70 % dari kasus tergantung :
- Pengalaman
operasi
- Jenis
pemirauan
4) Epilepsy terjadi
sebagai akibat infeksi /tindakan operasi itu sendiri
II. KONSEP DASAR ASKEP
1. Pengkajian
Identitas
Menyerang
pada neonatus,atau anak berusia kurang dari 6 tahun.Hidrosefalus dengan
meningomiolokel terjadi antara 4/1000 kelahiran sampai sekitar 0,2/1000
kelahiran.aquaduktus ditemukan sekitar 1/3 anak hidrosefalus
2. Riwayat Penyakit
2.1
Keluhan Utama :Kepala yang
membesar
2.2 Riwayat
Penyakit Sekarang
Ukuran lingkar
kepala bertambah secara berangsur
–angsur,vena terlihat jelas, bunyi cracked –pot pada perkusi, tanda setting-sun,
penurunan kesadaran, opisthotonus, dan spastik pada ekstrimitas bawah, alis
mata tertarik keatas,kemampuan makan yang berkurang, tanda peningkatan TIK
(mual, muntah, pusing, papil edema), bingung, menangis dengan nada melengking
tinggi.bila menangis ubun-ubun menonjol.
2.3 Riwayat
Penyakit Dahulu
Adanya salah satu
atau lebih faktor predisposisi terjadinya hidrosefalus,antara lain :Riwayat
meningitis, infeksi atau perdarahan intrakranial, anoksia perinatal, atau
infeksi intrauterin, tumor otak,malformasi arnold chiari,perdarahan
subarakhnoid,papiloma plexus koroideus,aquaduktus sylvii menyempit,hematoma
subdural dan malformasi dandy -walker
2.4 Activity Daily Life
(ADL )
Nutrisi : Kurang nafsu
makan,muntah,mengalami kerusakan menelan
Aktivitas : Mengalami kesulitan menggerakkan
kepala akibat pembesaran ruang tengkorak
Eliminasi : Inkontinensia urine
Tidur: Terjadi gangguan tidur akibat
sakit kepala
Hygiene : Sangat tergantung terhadap perawatan
diri akibat penurunan kesadaran
2.5 Pemeriksaan Fisik
Penampilan
secara umum
-
Pembesaran lingkar kepala
-
Ubun-ubun menonjol
-
Vena kulit kepala
dilatasi,berkilau
-
Tanda Macewens (suara retak
pada perkusi pada tengkorak )
-
Tanda Setting sun (sklera
diatas iris,tampak seperti bentuk matahari terbenam)
-
Opistotonus
-
Strabismus
-
Peka rangsang
Kepala : Bila menangis ubun –ubun menonjol,terdapat
tanda cracked-pot,kulit kepala dilatasi dan berkilau,terjadi hiperekstensi
kepala
Wajah : Alis mata tertarik ke atas,skera diatas iris
sehingga melihat ke bawah,papila edema,bicara inkoheren.
Thorax : Bunyi
nafas stridor,kesulitan bernafas,apnea,aspirasi
Abdomen : Bising usus menurun,tidak ada
reflek muntah
Ekstremitas : Terjadi hiperekstensi yang disebut
opistotonus,kombinasi spastisitas dan ataksia yang lebih mempengaruhi tungkai
daripada lengan
3. Diagnosa Keperawatan
3.1
Pra Operasi
1) Kecemasan berhubungan dengan ketakutan akan resiko
operasi,anastesi.
2) Kurangnya pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurang
pengalaman dengan tindakan operasi,perawatan lanjutan
3) Kurangnya volume cairan berhubungan dengan intake
inadekuat,kondisi operasi
4) Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake inadekuat
3.2 Pasca Operasi
1)
Ketidakefektifan bersihan jalan
nafas berhubungan dengan pembiusan pra operasi
2)
Resiko tinggi terhadap
kurangnya volume caiaran berhubungan dengan kehilangan cairan pra operasi
3)
Resiko tinggi terhadap
perubahan orang tua berhubungan dengan cemas
4)
Resiko tinggi terhadap infeksi
berhubungan dengan invasi bakteri dari tindakan pembedahan
5)
Nyeri berhubungan dengan insisi
pembedahan,pergerakan restriksi
4. PERENCANAAN
1) Anak tidak menunjukkan adanya tanda –tanda
komplikasi dan perfusi jaringan cerebral adekuat
2) Anak akan menunjukkan tanda –tanda
terpasangnya shunt dengan tepat
3) Anak tidak akan menunjukkan tanda-tanda
injury
4) Anak tidak akan menunjukkan tanda-tanda
infeksi
5) Orang tua akan menerima anak dan akan mencari
bantuan
5. INTERVENSI
5.1 Pra Operasi
1) Kecemasan berhubungan dengan ketakutan akan resiko
operasi,anastesi
Tujuan :
Orang tua bayi tidak menunjukkan kecemasan
Kriteria Hasil : Orang
tua menerima secara verbal dari tindakan
pembedahan
Intervensi dan Rasional
1) Beri informasi tentang
pembedahan,jelaskan hal –hal tentang operasi kapan dimulai,kapan siuman
Rasional : Keluarga akan lebih
kooperatif dalam tindakan
2)
Identifikasi,klarifikasi kesalahpahaman dan jelaskan bahwa kecemasan adalah
normal
Rasional : Tindakan operasi menimgkatkan kecemasam pada kebanyakan orang,hal ini akan membantu orang
tua mengatasi stressor
3) Pastikan orang tua tahu
kapan mereka menemui bayi mereka setelah operasi
Rasional : Akan
membantu orang tua mengatasi stresor
4) Ajarkan pada orang tua
bagaimana memegang kepala bayi setelah operasi
Rasional : Mencegah
kesalahan/menyebabkan penekanan pada kepala
2)
Kurangnya pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurang pengalaman dengan
tindakan operasi,perawatan lanjutan
Tujuan
: Orang tua akan menunjukkan pemahaman mengenai hidrosefalus dan membuat keputusan
persetujuan tindakan
Kriteria Hasil : -
Orang tua mau berdiskusi tentang perawatan post operasi,menunjukkan optimisme
tentang hasil operasi
- Orang tua mau menimang
bayi
- Orang tua mau menerima
setiap support yang diberikan
Intervensi dan Rasional :
1)
Jelaskan tentang prosedur
pembedahan
Rasional : Dengan pemberian informasi
keluarga akan marasa aman dan terlindungi
2) Jelaskan perawatan secara
spesifik dan jelaskan rasional dari setiap tindakan
Rasional : Dengan HE
mendorong keluarga lebih kooperatif
3) Jelaskan seberapa sering orang tua dapat mengunjungi bayi dan
anjurkan untuk menimang dan menenangkan bayi
Rasional : Dengan
pengetahuan,keluarga akan lebih kooperatif
4)
Beri support sesuai lndikasi
Rasional : Keluarga akan merasa aman dan terlindungi
3) Kurangnya volume cairan berhubungan dengan intake
inadekuat, kondisi operasi
Tujuan
: Kebutuhan volume cairan terpenuhi
Kriteria Hasil :
-Hidrasi adekuat
-Tekanan darah normal
-Heart rate dalam batas normal
-Intake dan output dalam batas normal
-BB kembali seperti semula
-Tidak
muntah dan tidak diare
-Tekanan ubun-ubun normal
Intervensi dan
Rasional
1)
Monitor intake dan output
Rasional : Keseimbangan antara intake dan outut akan mengetahui masukan
dan berhubungan dengan fungsi ginjal dan pilihan intervensi yang tepat
2)
Monitor suhu axilla tiap 2-4
jam
Rasional : Demam sangat meningkatkan kebutuhan metabolik dan oksigen
3)
Monitor kelembaban membran
mukosa,kulit ubun-ubun tiap 2 jam
Rasional : Meminimalkan masalah ketergantungan pada pemasukan
parenteral,kekurangan cairan dapat diidentifikasikan dengan membran mukosa
kering
4)Nutrisi
kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake inadekuat
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria Hasil : -Menunjukkan BB semula
-Bebas
dari tanda /gejala adanya hipoglikemia
-Glukosa
darah normal
-Tidak adanya awitan letargi, flaccid
-Tidak ada tremor
Intervensi dan Rasional
1)
Monitor BB setiap hari
Rasional : Persediaan nutrisi yang cukup untuk kesembuhan dan
support pertumbuhan bayi
2)
Awasi masukan dan keluaran
secara periodik
Rasional : Berguna dalam mengukur keefektifan nutrisi dan dukungan
cairan
3)
Selidiki adanya muntah,awasi
frekuensi,volume dan konsistensi feces
Rasional : Mengidentifikasi area pemecahan masalah untuk
meningkatkan pemasukan/penggunaan nutrisi
4)
Berikan terapi IV sesuai
indikasi
Rasional : Meminimalkan fluktuasi aliran vaskuler,TD dan
TIK,mempertahankan volume sirkulasi dan tekanan osmotik
5.2 Pasca
operasi
1)
Ketidakefektifan bersihan jalan
nafas berhubungan dengan pembiusan pra operasi
Tujuan :Jalan nafas paten
Kriteri Hasil : 1.Menunjukkan kestabilan TD,TTV
2.
Tidak ada gangguan sirkulasi pulmonal
3.
Tidak ada apnea
4.
Tidak ada tarikan intercostae
5.
Suara nafas bersih dan seirama
6.
Denyut nadi dalam betas normal
Intervensi dan Rasional
1)
Monitor TTV ,TD tiap 15-30
menit hingga stabil/sesuai indikasi
Rasional : Untuk mengetahui
perkembanagn ada/tidaknya peningkatan TIK
2)
Pelihara jalan nafas
Rasional : Dihindarkan dari adanya sekret yang kentalmbisa
mengurangi masukan oksigen
3)
Monitor ETT,peralatan
resusitasi disamping tempat tidur
Rasional : Menyediakan ventilasi adekuat bila dilepas sementara
4)
Monitor ventilasi mekanik
Rasional : Menyusun alat sehubungan dengan penyakit dan hasil
pemeriksaam diagnostik untuk mempertahankan paramater dalam batas normal
5) Monitor sianosis sentral,perifer tiap 15-30
menit hingga stabil,kemudian tiap jam
Rasional : Sianosis menunjukkan
vasokonstriksi atau respon tubuh terhadap demam dan menunjukkan hipoksemia
sistemik
2)
Resiko tinggi terhadap
kurangnya volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan pra operasi
Tujuan : Tidak terjadi kekurangan cairan (terjadi keseimbangan cairan )
Kriteria Hasil : -Menunjukkan tidak adanya gejala gangguan
kardiovaskuler
-Nadi normal 110-160 x/menit
-Urine output normal
-Tidak ada odema
-CRT < 3 detik
-TD normal
Intervensi dan Rasional
1)
Monitor TTV contoh :TD, nadi
Rasional : Kekurangan/perpindahan cairan meningkatkan frekuensi
jantung,menurunkan TD dan mengurangi volume cairan
2)
Pelihara intake dan output
Rasional : Memberikan informasi tentang status cairan
umum,kecenderungan keseimbangan cairan negetif menunjukkan terjadinya defisit
3)
Monitor turgor kulit
Rasional : Kekurangan cauran dapat diidentifikasi dengan penurunan
turgor kulit.membran mukosa kering
4)
Identifikasi komplikasi
Rasional : Kekurangan cairan bisa diidentifikasikan adanya
komplikasi yang lain
5)
Monitor urine output
Rasional : Memberikan indikator langsung keseimbangan cairan
3) Resiko tinggi terhadap
perubahan orang tua berhubungan dengan cemas
Tujuan : Membantu
penerimaan orang tua tentang keadaan bayi dan dapat berpartipasi
Kriteria Hasil : 1.Orang tua mau membicarakan tentang pembedahan
2.Orang tua
mengunjungi bayi,menyentuh dan
menenangkan bayi
Intervensi dan Rasional
1)
Jelaskan ,diskusikan tentang
perawatan pembedahan dan hasil yang diharapkan
Rasional : Dengan HE keluarga akan lebih kooperatif dengan perawatan
tindakan
2)
Anjurkan orang tua untuk
mengunjungi bayi sesering mungkin
Rasional : Orang tua kurang memiliki koping yang adptif ketika
dioperasi
3)
Mulai segera berikan penyuluhan
pada orang tua tentang cara merawat bayi denga shunt
Rasional : Untuk mendoromg mereka merasa nyaman dengan hal pada saat
pulang
4)
Jelaskan kegiatan rutin yang
akan dilakukan pada bayi
Rasional : Dengan
pengetahuan,keluarga akn lebih kooperatif dengan tindakan
4)
Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan invasi bakteri dari tindakan
pembedahan
Tujuan
: Tidak terjadi infeksi
Kriteria Hasil :
1.Menunjukkan tidak adanya kemerahan,odema,cairan purulen dari bekas operasi
2.Tidak menunjukkan
tanda/gejala inflamasi sekitar bekas operasi
3.Suhu axilla normal
4.Menunjukkan hasil kultur negatif
Intervensi dan Rasional
1)
Lihat area insisi untuk kejadian infeksi tiap 2-4 jam atau setelah pembalutan
pertama
Rasional : Mengetahui tanda
munculnya infeksi kulit disekitar insisi yaitu kemerahan,odema
2) Lihat tube/insisi dari tanda infeksi
Rasional : Deteksi dini adanya infeksi
berlanjut
3) Monitor suhu axilla tiap jam hingga stabil
Rasional : Peningkatan suhu dapat
diindikasikan dengan adanya
infeksi/tidak
4) Gunakan tekhnik steril dalam penggantian
balutan,perawatan luka
Rasional
: Menurunkan resiko pasien terkena infeksi sekunder,penyebaran infeksi
5)Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan,pergerakan restriksi
Tujuan : Nyeri teratasi
(kebutuhan rasa nyaman terpenuhi )
Kriteria Hasil : Tidak
menunjukkan tanda dan gejala nyeri yang tidak terkontrol
Intervensi dan Rasional
1)
Monitor nyeri ,TTV tiap jam
dengan cara adanya peningkatan heart rate/TD
Rasional : Memberikan alat untuk evaluasi keefektifan amalgesik
2)
Berikan lingkungan yang tenang
dan posisi yang nyaman
Rasional : Mengurangi stimulus yang berlebihan
3)
Berikan analgesik sesuai
indikasi
Rasional : Penelitian menunjukkan dukungan ide bahwa banyak orang
mengalami sedikit nyeri setelah pembedahan
DAFTAR PUSTAKA
Ngastiyah, (1997), PERAWATAN ANAK SAKIT, EGC :
Jakarta
Suriadi, SKp, (2001), ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK,
PT. FAJAR INTERPRATAMA, Jakarta
Tucker SML (1996), Standart Perawatan Pasien, EGC,
Jakarta.
Yuliani, Rita, Suriadi (2001), Asuhan Keperawatan
Pada Anak Edisi I, Jakarta : CV. Sagung Seto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar